Senin, 14 April 2014

Wanita dan Bahasa Inggris

Halloo, setelah sekian lama gak ada inspirasi nulis, akhirnya blog ane kebuka juga nih. Hehe. Oke, pada kesempatan kali ini, ane pengen ngangkat tema perbedaan antara Wanita yang pintar masak dan kemampuan kita dalam bahasa Inggris. Kira kira apa nih nurut kalian?hehe. Inspirasi ini ane dapetin pas lagi les bahasa inggris.

Oke jadi gini yang ane lihat sih. Perbedaan mendasarnya ialah zaman dahulu wanita diharuskan memiliki kepintaran dalam memasak, sejak masa masa remaja (kata mama ane sih) mereka mulai mengenal bumbu bumbu masak, belanja dan menyiapkan hidangan makanan. Sedangkan pada zaman dahulu kemampuan berbahasa inggris itu bisa dinilai suatu kelebihan, karena jarang sekali orang yang bisa mempelajari itu dan menggunakannya.

Namun yang ane liat sekarang ini sih, dikarenakan sekolah sekolah sudah mengenalkan bahasa inggris dari mulai Sekolah Dasar (dari Playgroup juga malah ada) dan mudahnya kita mengakses ilmu dari les, internet sampe ke otodidak, dengan cara denger lagu atau nonton film barat lalu dicari deh di kamus atau google translate kalo gak tau artinya haha. Oleh karena itu dalam persainganmencari pekerjaan, bahasa inggris seperti menjadi salah satu persyaratan alias keharusan, bisa dilihat dengan nilai TOEFL.

Nah untuk wanita khusunya di kota zaman sekarang ini sih, dalam pandangan ane, kemampuannya dalam memasak seperti menjadi kelebihan, maksud ane karena mulai jarang ditemukan remaja zaman sekarang yang pinter masak. Bahkan beberapa kali nemuin gak bisa bedain bumbu masak dan tempat dimana bumbu masak itu disimpan dirumah.

Ane ambil positifnya aja, alhamdulillah mulai banyak remaja sekarang yang punya pendidikan tinggi, punya pekerjaan bagus dan punya skill yang sangat mengagumkan. Tapi negatifnya, karena sibuk akan mencari ilmu, bekerja dan sebagainya, banyak remaja sekarang yang tidak ada waktu untuk “masuk dapur”, membantu ibunya memasak ataupun berbelanja. Remaja wanita sekarang seolah bersifat “cuek” dengan keadaan dapur dirumahnya. Mereka lebih sibuk di waktu senggangnya chatting, BBM-an sampe ke jalan-jalan dengan temannya.

Untuk sekarang sih masih enak, masih ada ibu yang masak, masih ada pembantu atau masih punya uang untuk membeli makanan jadi. Tapi coba berfikir kedepan, jika ibu kita sudah tua ataupun tiada, jika kita tidak punya uang untuk membayar pembantu, dan kita tidak terbiasa menyiapkan hidangan di rumah.
Kalau alasannya tidak ada waktu untuk memasak, karena sibuk bekerja nantinya. Jadi gimana? Nurut ane ini yah, kodrat seorang wanita ialah salah satunya menyiapkan keperluan rumah, termasuk memasak. Hal ini tidak bermaksud ane tidak menyukai wanita bekerja, BUKAN  YAH. Ane malah bangga wanita yang bekerja yang bisa menggunakan hasil jerih payah belajarnya dan jerih payah orang tuanya dalam membiayainya. Namun satu hal, seimbangkanlah antara bekerja dan rumah. Masa emansipasi wanita itu tidak berarti kita melupakan kodrat wanita yang sesungguhnya kan?

Hal ini juga bertujuan menyatukan keluarga karena bisa makan bareng, bisa menghemat pengeluaran dan juga bisa tetap menjaga kehigienisan makanan yang akan kita makan. Solusi ane sih cuman satu, mulai care aja deh dengan keadaan dapur. Hhe. Memang capek sih untu wanita nya, tapi apapun yang dilandaskan dengan rasa ikhlas pasti akan lebih ringan. Inget semuanya pasti akan ada balasannya Be Great Mom, Woman! :D


Mohon maaf kalau tulisan ane ini agak kontroversial, kalau ada yang gak setuju, bisa deh komen dibawah. Terima kasih. Semoga bermanfaat :’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar