Halloo, setelah sekian lama gak
ada inspirasi nulis, akhirnya blog ane kebuka juga nih. Hehe. Oke, pada
kesempatan kali ini, ane pengen ngangkat tema perbedaan antara Wanita yang
pintar masak dan kemampuan kita dalam bahasa Inggris. Kira kira apa nih nurut
kalian?hehe. Inspirasi ini ane dapetin pas lagi les bahasa inggris.
Oke jadi gini yang ane lihat sih.
Perbedaan mendasarnya ialah zaman dahulu wanita diharuskan memiliki kepintaran dalam
memasak, sejak masa masa remaja (kata mama ane sih) mereka mulai mengenal bumbu
bumbu masak, belanja dan menyiapkan hidangan makanan. Sedangkan pada zaman
dahulu kemampuan berbahasa inggris itu bisa dinilai suatu kelebihan, karena jarang sekali
orang yang bisa mempelajari itu dan menggunakannya.
Namun yang ane liat sekarang ini
sih, dikarenakan sekolah sekolah sudah mengenalkan bahasa inggris dari mulai
Sekolah Dasar (dari Playgroup juga malah ada) dan mudahnya kita mengakses ilmu
dari les, internet sampe ke otodidak, dengan cara denger lagu atau nonton film
barat lalu dicari deh di kamus atau google translate kalo gak tau artinya haha.
Oleh karena itu dalam persainganmencari pekerjaan, bahasa inggris seperti
menjadi salah satu persyaratan alias keharusan, bisa dilihat dengan nilai TOEFL.
Nah untuk wanita khusunya di kota
zaman sekarang ini sih, dalam pandangan ane, kemampuannya dalam memasak seperti
menjadi kelebihan,
maksud ane karena mulai jarang ditemukan remaja zaman sekarang yang pinter
masak. Bahkan beberapa kali nemuin gak bisa bedain bumbu masak dan tempat
dimana bumbu masak itu disimpan dirumah.
Ane ambil positifnya aja, alhamdulillah mulai
banyak remaja sekarang yang punya pendidikan tinggi, punya pekerjaan bagus dan
punya skill yang sangat mengagumkan. Tapi negatifnya, karena sibuk akan mencari
ilmu, bekerja dan sebagainya, banyak remaja sekarang yang tidak ada waktu untuk
“masuk dapur”, membantu ibunya memasak ataupun berbelanja. Remaja wanita
sekarang seolah bersifat “cuek” dengan keadaan dapur dirumahnya. Mereka lebih
sibuk di waktu senggangnya chatting, BBM-an sampe ke jalan-jalan dengan
temannya.
Untuk sekarang sih masih enak,
masih ada ibu yang masak, masih ada pembantu atau masih punya uang untuk
membeli makanan jadi. Tapi coba berfikir kedepan, jika ibu kita sudah tua
ataupun tiada, jika kita tidak punya uang untuk membayar pembantu, dan kita
tidak terbiasa menyiapkan hidangan di rumah.
Kalau alasannya tidak ada waktu
untuk memasak, karena sibuk bekerja nantinya. Jadi gimana? Nurut ane ini yah,
kodrat seorang wanita ialah salah satunya menyiapkan keperluan rumah, termasuk
memasak. Hal ini tidak bermaksud ane tidak menyukai wanita bekerja, BUKAN YAH. Ane malah bangga wanita yang
bekerja yang bisa menggunakan hasil jerih payah belajarnya dan jerih payah
orang tuanya dalam membiayainya. Namun satu hal, seimbangkanlah antara bekerja
dan rumah. Masa emansipasi wanita itu tidak berarti kita melupakan kodrat
wanita yang sesungguhnya kan?
Hal ini juga bertujuan menyatukan
keluarga karena bisa makan bareng, bisa menghemat pengeluaran dan juga bisa
tetap menjaga kehigienisan makanan yang akan kita makan. Solusi ane sih cuman
satu, mulai care aja deh dengan keadaan dapur. Hhe. Memang capek sih untu
wanita nya, tapi apapun yang dilandaskan dengan rasa ikhlas pasti akan lebih
ringan. Inget semuanya pasti akan ada balasannya Be Great Mom, Woman! :D
Mohon maaf kalau tulisan ane ini
agak kontroversial, kalau ada yang gak setuju, bisa deh komen dibawah. Terima kasih.
Semoga bermanfaat :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar