Jumat, 03 Januari 2014

"Kapan kita sebaiknya menerima diri kita seutuhnya?"

haloo, lama tidak jumpa di dunia blog ini, sudah kangen rasanya jari-jari saya untuk menulis lagi. hhe
oke pada kesempatan ini, saya mau membahas mengenai penerimaan diri seutuhnya. penasaran? come on, let's take a look!

jadi gini, kurang lebih saya pernah mendengar kalimat ini :
"Kepercayaan diri itu lahir dari perasaan bahagia, perasaan bahagia itu lahir dari rasa bersyukur, dan rasa bersyukur itu lahir dari penerimaan diri seutuhnhya."

Dari kalimat itu saya setuju bahwa sumber dari rasa bersyukur, perasaan bahagia dan juga percaya diri ialah menerima diri kita apa adanya (bukan ada apanya ya. hhe).
namun dalam suatu lamunan, fikiran pun terlintas. jadi maksud menerima diri kita apa adanya itu maksudnya menerima pemberian tuhan atau menerima sifat bawaan kita. 
oke bagus kalo sifat bawaan kita baik, lah kalo buruk gimana. contohnya pemarah, tidak sabaran, suka nge-gosip dsb. apakah kita harus terima juga? bukankah itu 
sifat awal kita dan semestinya harus kita terima? kalaupun tidak diterima berarti kalimat itu tidak benar secara keseluruhan ataupun tidak cocok untuk semua orang. 

namun Banyak orang yang menerima sifat buruk mereka dengan alasan saya ini tipe orang seperti ini, saya ini memang begitu, ah sudah bawaan saya dsb. bisa difikirkan 
dampaknya dalam kehidupan kita. Nah disini yang sering dikelirukan oleh beberapa orang. saya meyakini bahwa penerimaan diri seutuhnya itu terbagi atas dua, yakni yang 
bersifat psikologis/sifat dan fisik. Sifat buruk bukanlah sesuatu yang harus diterima dan dijadikan panutan kita dalam mengambil sikap, mengetahui sifat buruk kita 
harusnya membuat kita mengintrospeksi diri untuk merubahnya kita menjadi pribadi yang lebih baik.

nah setelah difikir lagi, saya yakin, maksud dari kalimat tersebut ialah menerima dirimu secara fisik. maksudnya begini, misal bibir saya tebal, gigi saya tidak rata, 
badan saya pendek, hidung pesek dsb. banyak orang yang merasa tidak bahagia alias tidak pede dengan keadaan fisik bawaan kita, sehingga banyak yang minder dengan
orang lain.  nah disini kalimat itu seharusnya kita gunakan. 

jadi intinya menerima diri seutuhnya itu bersifat fisik yang telah diberikan sang pemberi kehidupan kita, dan kita harus lakukan introspeksi diri berkenaan dengan sifat 
kita.


saya jadi teringat kalimat yang disampaikan juara American Idol season 3, Fantasia Barino yang kurang lebih begini :
"My Lips are Big, but my talent is bigger." (bibir ku memang besar, tapi bakatku lebih besar)

ingat tuhan tidak mungkin menciptakan sesuatu yang tidak mempunyai tujuan. semangat! :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar